Ragam Kegiatan Ala Mahasiswa



Aku sering mendapat pertanyaan begini,
"Kak, kalau pas kuliah selain belajar kita bagusnya ngapain ya untuk nambah pengalaman sama improve diri gitu?"
Rata-rata yang menanyakan hal ini adalah mahasiswa-mahasiswa baru yang masih terbakar api semangat karena baru menyandang gelar "mahasiswa, so was I.
Well, selama 4 tahun belakangan menjalani sebagai mahasiswa yang tidak 100% belajar di kampus, banyak sekali aktivitas yang aku ikuti (dan masih ingin aku eksplorasi) dan tidak hanya tentang organisasi melulu.
Baiklah, tulisan kali ini akan membahas mengenai sudut pandangku tentang apa saja kegiatan positif untuk mahasiswa yang worth it untuk dicoba? Jadi berdasarkan observasiku di lapangan, bahwa aku menemukan jenis kegiatan dan tipe mahasiswa yang terlibat juga sangat berbeda-beda, yaitu:

1. Mencoba masuk ke organisasi kampus

Ilustrasi Mahasiswa
Yang pertama adalah aktif di organisasi. Menjadi seorang organisator merupakan hal yang lazim terjadi di kalangan mahasiswa hingga saat ini, nah biasanya orang-orang organisator ini dijuluki mahasiswa "kura-kura" alias kuliah-rapat kuliah rapat. Di kampus kita tentu bisa menemukan banyak sekali organisasi, seperti himpunan mahasiswa jurusan, BEM, atau unit kegiatan mahasiswa. Nah, biasanya pelajaran penting yang diberikan saat berkecimpung di dunia organisasi kampus mendidik kita untuk menjadi pribadi yang berpacu pada aturan. Karena setiap organisasi kemahasiswaan tentu punya aturan dasar seperti AD/ART/GBHO, yang mana hal ini akan melatih kita untuk lebih disiplin, tertata, dan idealis. Selain itu organisasi kampus mengajarkan kita lebih bertanggungjawab dengan adanya laporan pertanggungjawaban, dan tentu saja memberikan kita sarana belajar politik dalam skala kecil. Selain itu, feel mahasiswa akan lebih terasa ketika organisasi ini mengadakan pengkajian isu atau melakukan aksi turun ke jalan mengkritisi kebijakan pemerintah. Disini, mahasiswa akan dilatih untuk berpikir kritis, struktur, dan harus membawa kepentingan bersama. Intinya menjadi anak organisator cukup baik melatih kita dalam membuat sesuatu yang lebih terstruktur, rapi, transparan, disiplin serta lebih terikat kepada organisasi.

 2. Menjadi relawan di komunitas? Kenapa tidak!


Selanjutnya, aku lebih sering menyebutnya komunitas saja karena di dalam komunitas itu sudah pasti isinya relawan semua. Sebelas duabelas dengan organisasi, kita yang terlibat didalam komunitas tentu tidak mengharapkan bayaran apapun, intinya kerja dan ikhlas. Nah, di komunitas ini cenderung lebih fleksibel dan kita bisa bertemu orang dari banyak latar belakang, bahkan ada yang mungkin usianya jauh dibawah kita atau diatas kita. Perlu diketahui bahwa apa saja jenis komunitas yang ada, kita harus tahu minat kita dimana. Sangat banyak komunitas, hanya fokusnya saja yang berbeda, seperti pendidikan, lingkungan, sosial, hobi, atau lainnya. Ada yang sudah berbentuk NGO (akta notaris), ada pula yang perkumpulan biasa namun tetap konsisten. Meskipun pada dasarnya komunitas tetap perlu panduan dasar serta susunan kepengurusan seperti organisasi kampus, tetapi tidak se-rigid organisasi kampus ya. Makanya aku bilang tadi komunitas itu sebenarnya fleksibel, bahkan ada komunitas yang baru melakukan pemilihan ketua 3 tahun setelah berdiri, ada juga yang melaksakan program kerja selalu insidental tidak pernah direncanakan selama 1 tahun seperti rancangan program kerja organisasi kampus, ya se-fleksibel itu. Intinya di komunitas ini, ide apapun yang ingin dilakukan biasanya bisa dieksekusi asalkan sesuai dengan fokus organisasi dan memberi manfaat luas ke masyarakat. Nah, aku lupa untuk menyinggung tentang kontribusi ke masyarakat. Di awal aku sudah bilang bahwa sudah pasti yang tergabung didalam komunitas adalah relawan atau volunteer, pada dasarnya komunitas itu sendiri dibentuk oleh anak-anak muda untuk merespon fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Sehingga tidak heran menurutku saat ini komunitas jauh lebih digandrungi dan berkembang pesat karena anak muda jaman sekarang lebih senang terjun langsung ke masyarakat. Kita bisa lihat sekarang, banyak sekali kan komunitas-komunitas yang ada disekitar kita?

3. Ga suka sibuk turun sana sini apalagi rapat, coba ikut lomba-lomba akademik/non-akademik!
Nah, biasanya juga ada mahasiswa yang ga mau ikut organisasi atau terjun ke masyarakat, tapi dia bingung mau ngapain untuk mengisi waktu kosong biar lebih bermanfaat. Kalian bisa coba untuk ikut lomba-lomba akademik/non-akademik. Untuk lomba akademik biasanya mahasiswa bintang kelas nih yang ikut, karena sayang banget kan kalau ga di manfaatin buat dapetin prestasi. Bisa coba olimpiade, lomba karya tulis, lomba debat, lomba pidato, lomba menulis atau lainnya. Biasanya lomba-lomba seperti ini jauh lebih memberikan hasil nyata berupa tambahan finansial dan/atau pride gitu, karena kalau udah namanya lomba akademik tentu biasanya berjenjang, ada yang provinsi, regional, bahkan sampe internasional. Setidaknya akan cukup membanggakan ketika nanti mahasiswa tersebut bisa mengharumkan almamaternya sendiri dan akan membantu meningkatkan value dari kampusnya. 
Untuk lomba non-akademik, bisa berupa penyaluran minat dan bakat, karena ada tuh semacam olimpiade olahraga dan seninya mahasiswa tingkat nasional setiap tahunnya. Ataupun, ikut lomba-lomba lain diluar itu, misal bagi yang atlet Taekwondo bisa ikut kejuaraan yang diadakan sesama perguruan, dan lain-lain. Atau misalnya bagi mahasiswi-mahasiswi yang jadi kembang kampus, bisa menggeluti dunia model, siapa tau bisa melaju ke Miss/Putri Indonesia kan?

4. Ga bisa ikut lomba karena malas nulis, ikut organisasi juga kayaknya ngga gitu-gitu amat perubahannya. Pengen yang lebih? Coba ikut program-program youth empowerment
Saat ini banyak banget program-program pengembangan diri yang menawarkan kesempatan keluar negeri seperti Model United Nation, youth exhcange, fellowship, short internship, dan lainnya. Nah ini juga cukup bagus dan menarik buat dicoba, karena akan membuka wawasan kita tentang dunia dan diri kita sendiri sekaligus jalan-jalan gitu. Tentu program-program ini ada yang fully/partial/self funded tinggal gimana kita nyarinya aja, kalau memang ada rejeki lebih bisa ikut yang self funded. Ada platform yang selalu share informasi program kepemudaan yaitu "AP-youths" dan "Youth Opportunities". Ada juga yang paling bergengsi, namanya Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang merupakan program kerja Menpora, ini fully funded dan seleksinya juga lumayan ketat tetapi worth to try
Ga mau yang keluar negeri? Tenang, yang didalam negeri juga banyak. Bahkan sedang menjamur program-program pengabdian ke daerah terpencil, salah satunya yang patut dicoba adalah Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) dari Kemenko Bidang Kemaritiman, ini fully funded dan kita akan difasilitasi untuk melakukan pengabdian ke daerah-daerah tertentu di Indonesia. Seru kan?

5. Coba apply beasiswa pengembangan diri!

Nah ini biasanya merupakan additional aja sih, karena bukan sebuah kegiatan independen. Beasiswa pengembangan diri yang dimaksud apa sih? Nih, beasiswa pengembangan diri yang biasanya berbasis kepemimpinan seperti XL Future Leaders sama Beasiswa Aktivis Nusantara. Sebenarnya ada banyak beasiswa pengembangan diri lainnya, tapi yang terkenal (menurutku) dua ini karena cukup prestige. Jika kalian terpilih menjadi awardee, maka kalian akan diberikan pendampingan selama durasi yang ditentukan biasanya sih 1 tahun. Nah selama setahun kalian akan diberikan support materil, ada juga yang memberikan finansial, lalu yang paling penting adalah pelatihan buat kalian sendiri. Nah, di pelatihan ini kalian dibiayai penuh buat pergi ke tempat pelatihan tersebut (biasanya keluar provinsi), meskipun ngga sering namun beberapa kali dalam setahun itu cukup lumayan dan materi-materi yang diberikan tentu ngga sembarangan. Nah, yang aku sebutkan tadi fasilitas yang terdapat di 2 program utama diatas, that's why seleksinya cukup ketat, persaingannya tinggi, karena ketika udah kepilih itu kalian bakal banyak dapat benefit dari beasiswa tersebut.

6. Menjadi penulis
Nah, menulis disini bebas mau nulis apa, intinya menulis. Karena diluar sana mungkin banyak yang mendapat untung dari menulis seperti blogger, jurnalis atau pengarang buku, bahkan menulis karya ilmiah juga termasuk mendatangkan benefit finansial kan? Karena zaman apapun, menulis akan tetap menjadi senjata utama untuk menaklukan dunia dan meninggalkan jejak sejarah. Jadi, buat kalian yang punya hobi menulis, silahkan terus dikembangkan dan kalau mau bisa buat hobi tersebut menghasilkan feedback ke kalian sendiri dalam bentuk apapun. 

7. Pilih dan lakukan beberapa hal diatas secara bersamaan!
Sebenarnya didalam hidup sebagai mahasiswa kita tidak bisa hanya menjadi seorang organisatoris tetapi tidak mampu menulis (dalam membuat kajian), atau tidak terlibat dalam pengabdian masyarakat. Tentu, kita bisa melakukan beberapa hal diatas bersamaan karena pada dasarnya semua dapat saling terkait dan memfasilitasi satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Contoh, ketika kamu ingin daftar program fully funded biasanya akan ada bagian pertanyaan mengenai kontribusi apa yang sudah kamu lakukan untuk masyarakat, tentu ini akan membantu apabila kita sudah pernah terlibat didalam komunitas misalnya. Atau, didalam pengisian form program pertukaran keluar negeri ternyata membutuhkan pengalaman organisasi, tentu ini juga akan membantu apabila kita sudah punya track record organisatoris sebelumnya. 

Banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai mahasiswa, tinggal kembali lagi kedalam diri apakah mau atau tidak mengambil kesempatan-kesempatan itu untuk dimanfaatkan sebaik mungkin. 7 hal diatas hanyalah rangkuman dari pengalamanku selama menjalani kehidupan mahasiswa (kedokteran), dan bisa jadi ada banyak hal lagi yang ternyata belum sempat aku eksplorasi diluar sana. Makanya, kita sebagai mahasiswa harus proaktif untuk mencari dan melihat keadaan disekitar kita.

Last but not least,
Lakukan apa yang kalian suka, tetapi jangan dipaksa semuanya ya. Karena setiap orang punya limit-nya masing-masing. Sehingga kita harus tahu yang mana yang penting untuk kita lakukan, yang mana sekiranya tidak menimbulkan minat untuk diteruskan, dan yang mana yang akan membantu di masa depan. Tetapi jangan lupa untuk mengingat "kodrat" sebagai mahasiswa itu sendiri, yaitu belajar dan menyelesaikan studi dengan baik. Jangan sampai karena kebanyakan kegiatan kita menjadi keteteran dan akhirnya berdampak buruk ke studi di kampus. 
Menjadi mahasiswa kura-kura atau kupu-kupu itu pilihan, setiap orang punya jalannya masing-masing, tinggal bagaimana kita menjadi mahasiswa serta manusia yang pada akhirnya bisa bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain. Semangat!

1 Comments

  1. Beruntunglah blogger karna dari menulis bisa mendatangkan uang

    ReplyDelete